Jangan Lupa dengan Tradisi Puluran Selama Ramadhan

Tradisi Puluran (Halopacitan/Dias Lusiamala)

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh keberkahan bagi umat islam. Bulan suci Ramadhan memang  menjadi momentum berharga bagi setiap umat muslim untuk memperbanyak ibadah. Dan sekarang Ramadhan sudah berjalan setengah bulan.

Pada bulan Ramadhan banyak tradisi yang dijalankan entah oleh pemuda maupun orang tua. Mereka berlomba mencari berkah dan pahala sebanyak-banyaknya.

Tradisi puluran merupakan tradisi masyarat jawa selama ramadhan yang sering kita jumpai yaitu pembagian jajanan atau makanan ringan kepada jama’ah sholat tarawih setelah tarawih selesai, juga untuk tadarus Al-Qur’an. Tradisi ini berjalan sudah turun temurun dari moyang kita.

Tradisi puluran sudah mengakar berjalan pada masyarakat kita. Tidak ada yang jelas mengenai catatan sejak kapan puluran ini ada. Tapi jika kita lihat seksama tradisi puluran ini erat kaitannya dengan sifat baik seperti berbagi. Selain itu juga puluran sehabis sholat tarawih, secara tersirat menjadi simbol komunikasi ‘gayeng’ atau ngobrol santai masyarakat sambil memakan jajanan.

Tradisi ini secara mendasar sama dengan sedekah. Sama juga dengan tradisi bagi takjil yang biasa dilakukan oleh kelompok masyarakat atau komunitas tertentu yang dibagikan ke pengendara di pinggir jalan menjelang berbuka. Warisan tradisi yang baik ini patut kita lestarikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *