Ngopi Filantropi di Soto Borang

Di Soto Borang, aroma harum kopi menyambut kedatangan para tokoh agama dan filantropi untuk sebuah diskusi yang berharga. Gus Badrus dan Gus Zaka, bersama dengan perwakilan LBM Ponorogo, Kyai Taufik Ashari dari LazisNU, dan Sudarsono dari ASWAJA FM hadir untuk mendalami peran zakat, infak, dan sedekah dalam mengurangi jumlah kemiskinan.

Para hadirin duduk bersama di meja bulat, menyeduh secangkir kopi hangat, sambil berdiskusi tentang pentingnya peran filantropi dalam menanggulangi kemiskinan. Gus Badrus: “Zakat, infak, dan sedekah bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga instrumen penting dalam redistribusi kekayaan untuk mengurangi kesenjangan sosial.

Gus Zaka: “Kami dari LBM Ponorogo senantiasa berupaya untuk mengelola dana zakat, infak, dan sedekah dengan baik, sehingga dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.”

Kyai Taufik Ashari: “Melalui LazisNU, kami tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mandiri secara ekonomi melalui program-program pengembangan usaha kecil.

Sudarsono: “Peran media, seperti ASWAJA FM, juga sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berzakat dan berinfak, serta menyebarkan informasi tentang program-program yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.”Diskusi yang penuh makna ini menggarisbawahi pentingnya adanya badan pengelolaan yang efektif dalam mengurus zakat, infak, dan sedekah.

Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi jumlah kemiskinan.Dalam suasana yang hangat dan penuh semangat, para tokoh agama dan filantropi berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam upaya memerangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Setiap secangkir kopi di Soto Borang menjadi saksi perjuangan mereka dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *