Tradisi Lebaran yang Masih Berjalan di Ponorogo, Hingga Tradisi yang Dilarang

    Sholat Ied (foto: mediaponorogo)

    AswajaFM – Setiap lebaran tiba, ada momen yang sulit dilupakan. Pasalnya momen itu setiap lebaran tiba akan selalu datang. Artinya momen-momen itu menjadi tradisi melekat. 

    Begitu Pula yang terjadi di Ponorogo. Ada beberapa tradisi yang masih bergulir ketika lebaran Idul Fitri datang.

    1. Nyekar

      Nyekar merupakan kegiatan yang sudah mengakar di dalam diri masyarakat. Nyekar ini sudah menjadi tradisi turun temurun setiap lebaran datang.

      Ziarah makam ini biasa dilakukan sebelum lebaran tiba. Masyarakat berbondong-bondong ke makam untuk mendoakan leluhur mereka.

      Namun juga nyekar ini ada yang melakukan setelah sholat idul fitri selesai. Setelahnya mereka berkunjung ke belakang masjid untuk berdoa. Memohon ampunan untuk leluhur mereka di hari idul fitri ini.

      1. Sejarah/mbarak

      kegiatan sejarah ini sudah mengental dalam diri masyarakat. Pasalnya ini sudah menjadi turun temurun dilakukan. Setiap generasi sebelumnya memberikan contoh baik dengan tradisi sejarah atau mbarak.

      Tradisi sejarah ini yaitu setiap individu maupun kelompok bersama-sama berkunjung dalam rangka silaturahmi ke rumah orang yang lebih sepuh guna saling bermaafan. Biasanya yang sering ditemui di ponorogo, anak-anak muda (sinoman) berkelompok untuk berkunjung ke sesepuh di lingkungannya. Salah satu diantara mereka biasanya ada yang bertugas untuk berpamitan.

      1. Nyangoni

      tradisi berikutnya yang tidak asing di wilayah Ponorogo yaitu nyangoni. Tradisi ini selalu membawa senyum kecerian anak-anak. Pasalnya nyangoni ini merupakan budaya memberikan uang saku ke anak-anak. Biasanya orang-orang sepuh yang disejarahi menyelipkan sangu kepada anak-anak ketika orang tua mereka berpamitan. Kebanyakan yang menerima adalah balita sampai anak usia belasan tahun.

      Kegiatan nyangoni ini hingga sekarang masih berjalan. Buktinya ketika menjelang lebaran tiba seringkali kita temui istilah ‘uang pas’ ketika belanja dimanapun. Sebab banyak uang pecahan sudah disimpan buat nyangoni ini.

      Selain berbagai tradisi di atas juga sekarang mulai ada tradisi yang meredup hilang ialah menerbangkan balon udara. Biasanya lebaran kedua hingga sebelum lebaran ketupat tiba, di wilayah selatan dan wilayah barat ponorogo menerbangkan balon udara. Dikutip dari wikipedia, tradisi menerbangkan balon udara lebaran di Ponorogo telah menjadi tradisi lebih dari 500 Tahun.

      Namun kegiatan balon udara ini mulai dilarang. Kegiatan balon udara dewasa ini menimbulkan beberapa dampak negatif yang merugikan. Contohnya ketika balon udara turun di rumah orang dan dapat menyebabkan kebakaran. Ada juga berita beredar lebaran tahun lalu, balon udara sampai terbang tinggi hingga berpapasan dengan pesawat terbang. Hal ini jelas mengancam keselamatan nyawa yang ada di pesawat.

      Sekarang kegiatan ini dilarang. Hal ini senada sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan. Larangan menerbangkan balon udara disebabkan dapat mengganggu lalu lintas penerbangan dan membahayakan penumpang pesawat. Setiap pelanggar dapat diancam pidana 2 tahun penjara dan denda Rp 500 juta.

      Tinggalkan Balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *